Warnet 17 Agustus 1945

Warnet 17 Agustus 1945

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut diciptakan Wage Rudolf (WR) Soepratman, jurnalis dan penulis lagu yang kelak juga menjadi pahlawan nasional Indonesia. Selesainya proklamasi kemerdekaan Indonesia menandai berdirinya Republik Indonesia.

Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945

Berikut kronologi peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945.

Pergantian Lokasi Proklamasi Kemerdekaan RI

Proklamasi kemerdekaan Indonesia rencananya disampaikan di Lapangan Ikada (kini lapangan Monumen Nasional atau Monas). Tetapi, kegiatan kemudian dipindahkan ke Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (sekarang Jalan Proklamasi).

Pergantian lokasi proklamasi ini disebabkan kekhawatiran timbulnya pertumpahan darah saat peristiwa proklamasi, seperti dikutip dari Buku Siswa Sejarah oleh Windriati, S.Pd.

JavaScript harus aktif untuk menggunakan foursquare.com

Kami menggunakan teknologi terbaru dan terbaik yang ada untuk memberikan pengalaman web terbaik yang mungkin. Aktifkan JavaScript di pengaturan browser untuk melanjutkan.

Unduh Foursquare untuk ponselmu dan mulailah menjelajahi dunia di sekitarmu!

Upacara 17 Agustus merupakan tradisi yang setiap tahunnya wajib dilaksanakan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia setelah ratusan tahun hidup di bawah pengaruh dan kekuasaan penjajah.

Upacara 17 Agustus dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tahun 1945. Kala itu, dengan kesederhanaan namun semangat yang menggebu-gebu, para tokoh bangsa satu suara untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut, upacara kemerdekaan masih terus dilakukan sampai sekarang. Hanya saja, saat ini, perayaan bebasnya Indonesia dari kolonisasi terbilang jauh dari kata “sederhana”.

Lantas, perbedaan apa saja, ya, yang dapat ditemukan pada pelaksanaan upacara 17 Agustus 1945 dan upacara 17 Agustus 2024? Sebelum mengetahui jawaban selengkapnya, jangan lupa intip poin-poin pembahasan artikel ini terlebih dahulu, ya!

Selain menyimak informasi perihal upacara 17 Agustus melalui artikel yang Telkomsel bagikan, kamu juga dapat memanfaatkan internet dan media sosial untuk memperoleh paparan yang kamu perlukan.

Nah, supaya kamu bisa internetan dengan tenang tanpa mengkhawatirkan masalah kuota yang tiba-tiba habis atau sinyal yang menghilang tanpa aba-aba, jangan lupa aktifkan Paket Harian dari Telkomsel melalui aplikasi MyTelkomsel, ya!

Melalui penjabaran ini, Telkomsel akan memaparkan enam perbedaan signifikan yang muncul pada pelaksanaan upacara 17 Agustus 1945 dan upacara 17 Agustus 2024. Supaya nggak semakin penasaran, segera cermati informasinya, ya!

Hal pertama yang akan Telkomsel kupas dalam artikel ini adalah perbedaan lokasi pelaksanaan upacara kemerdekaan untuk pertama kalinya dan upacara kemerdekaan tahun ini.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, tepatnya di halaman rumah Soekarno.

Sekadar informasi, beberapa tahun lalu, sempat muncul pergunjingan yang memperdebatkan pemilik asli gedung bersejarah tersebut. Ada yang mengatakan, rumah itu sebenarnya bukan milik presiden pertama Indonesia.

Pemilik aslinya diduga bernama Faradj bin Martak, seorang pebisnis Muslim keturunan Yaman yang mencintai Indonesia seperti tanah airnya sendiri. Ia disinyalir meminjamkan rumah kepada para tokoh bangsa untuk proklamasi.

Kendati demikian, sejarawan masih meragukan kebenaran fakta tersebut. Pasalnya, bukti yang bermunculan, seperti ucapan terima kasih Soekarno kepada Martak, dianggap kurang kuat.

Sementara itu, lokasi pelaksanaan upacara kemerdekaan tahun ini berada di dua tempat, yakni Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN) dan halaman Istana Merdeka Jakarta.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, upacara 17 Agustus yang diselenggarakan untuk pertama kalinya benar-benar diliputi kesederhanaan dan ketergesa-gesaan.

Usai menyiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan, seperti bendera, tiang, dan pengeras suara, Soekarno langsung berdiri menghadap para hadirin untuk menyampaikan pidato pembuka dan proklamasi kemerdekaan.

Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih yang diiringi dengan nyanyian Indonesia Raya oleh para peserta upacara. Setelah itu, Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi pun memberikan sambutan.

Susunan acara 17 Agustus puluhan tahun silam jelas berbeda dengan sekarang. Berikut susunan acara upacara kemerdekaan yang mungkin belum kamu ketahui.

Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara dengan kondisi pembina upacara sudah berada di tempat.

Pemberian hormat kepada pembina upacara.

Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dilaksanakan.

Pengibaran bendera merah putih oleh paskibraka dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang dipimpin oleh pembina upacara.

Pembacaan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta upacara.

Pembacaan naskah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pembacaan Keputusan Presiden RI tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dan pemberian piagam kepada penerima Satyalancana Karya Satya (jika ada).

Penyampaian amanat pembina upacara.

Laporan pemimpin upacara bahwa upacara telah selesai dilaksanakan.

Penghormatan kepada pembina upacara.

Pembina upacara meninggalkan mimbar upacara.

Upacara selesai. Pemimpin upacara membubarkan barisan.

Pidato Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno

Sebelum membaca naskah proklamasi kemerdekaan RI, Soekarno menyampaikan pidato sambutan yang menegaskan Indonesia sudah merdeka dari penjajahan.

Berikut isi pidato kemerdekaan Soekarno atau pidato proklamasi Ri, dikutip dari Hukum Tata Negara Indonesia oleh Dr S Andi Sutrisno, SH, MH, dkk:

Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan beratus-ratus tahun!

Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita untuk ada naiknya dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju cita-cita. Juga di zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kita kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Saudara-saudara! Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami.

Pengibaran Bendera Merah Putih 1945

Pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati. Pengibar bendera Merah Putih pertama adalah Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Soerastri Karma (SK) Trimurti.

Wali Kota Soewirjo dan dr. Muwardi kemudian memberikan sambutan.

Peserta Upacara 17 Agustus 1945 Membawa Senjata

Sekitar 500 peserta upacara 17 Agutus 145 hadir di peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.Mereka hadir dengan membawa apapun sebagai senjata ke Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Sebab, mereka khawatir dengan keberadaan bala tentara Dai Nippon Jepang yang masih ada di Jakarta meskipun kekuasaannya sudah jatuh ke tangan Sekutu.

Naskah Proklamasi Rampung

Pada 17 Agustus 1945 sekitar pukul 05.00 WIB, perwakilan golongan muda dan tua rampung menyusun naskah proklamasi yang ditandatangani Soekarno-Hatta sesuai usulan Soekarni. Mereka bersepakat memproklamasikan kemerdekaan pada pukul 10.30 WIB dan kembali ke kediaman.

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Langsung dan serangkai dengan pidato proklamasi, Soekarno menyampaikan proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai berikut:

PROKLAMASIKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja."

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05

Atas nama bangsa Indonesia

Setelah membaca teks proklamasi, Soekarno memberi penutup sebagai berikut:

Demikianlah saudara-saudara, kita sekarang telah merdeka. Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka, negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.

Pasukan Pengibar Bendera

Pada upacara 17 Agustus 1945, pengibaran Sang Saka Merah Putih hanya dilakukan oleh tiga orang, yaitu Latief Hendraningrat, Sastro Kusumo, dan Surastri Karma (SK) Trimurti.

Sementara itu, pada upacara peringatan kemerdekaan tahun ini (dan tahun-tahun sebelumnya), ada 76 orang yang dipercayakan untuk menjadi pengibar.

Puluhan pengibar bendera yang menerima kehormatan itu adalah siswa-siswi berprestasi dari seluruh Indonesia. Mereka akan ditempatkan di Pasukan 8 (pembawa bendera) dan Pasukan 17 (pengiring atau pemandu).

SK PerBAN-PT No. 5 Tahun 2024

Periode APT (01 November 2023 s/d 30 September 2024)

Tahun Penuh Terakhir (TS)

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada Jumat, 17 Agustus 1945, atau tanggal 17 Agustus 2605 berdasarkan tahun kalender Jimmu Jepang. Teks proklamasi dibacakan Soekarno, didampingi Mohammad Hatta. Proklamasi kemerdekaan RI berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Mohammad Hatta meminta golongan muda yang bekerja di Kantor Berita Domei untuk memperbanyak memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya, seperti dikutip dari Pasti Bisa Sejarah Indonesia oleh Tim Ganesha Operation. Soekarni, contohnya, bertugas menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anda mungkin ingin melihat